Selasa, 29 April 2008

Daftar pertanyaan :

daftar pertanyaan ini dibuat untuk mengetahui motif dan motivasi, potensi bawaan, pengaruh lingkungan, dan keunikan pribadi seseorang untuk belajar, jawaban berupa pernyataan setuju (S), Tidak Setuju (ST), Netral/ tidak tahu (N)
  1. saya akan belajar jika ada ulangan harian dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru untuk mendapatkan nilai yang baik.
  2. saya bisa konsentrasi belajar hanya dengan situasi dan kondisi yang tenang.
  3. saya lebih suka belajar di luar kelas dibandingkan di dalam kelas.
  4. saya lebih suka belajar langsung dengan praktek dibandingkan di dalam kelas dan mendengarkan guru memberi teori.
  5. saya lebih mudah mempelajari musik daripada mempelajari sastra.
  6. saya berusaha mendapatkan nilai yang baik agar lebih disayangi dan dihargai oleh orangtua dan guru.
  7. saya belajar saat ini untuk masa depan dan menggapai cita-cita yang saya inginkan.

Tugas Bimbingan Konseling

a. Teori belajar behaviorisme

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respon dalam situasi sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Ciri-ciri Teori Behavioristik:

  1. Mementingkan faktor lingkungan
  2. Menekankan pada faktor bagian
  3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
  4. Sifatnya mekanis
  5. Mementingkan masa lalu.
b. Teori belajar konstruktivisme.

Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, kostruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern, suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan merfleksikan pengalaman-pengalaman sendiri

Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada abad ke-20. ia berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri. pengetahuan yang dikonstruksi sebagai subjek akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna pengetahuan itu dapat diingat sementara dan mudah dilupakan. berdasarkan teori perkembangan kognitif Pieget berpendapat bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungan, artinya pengetahuan merupakan suatu proses. Pieget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar yaitu asimilasi akomodasi, dan ekuilibrasi. secara keseluruhan aliran konstruksivisme menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dari dalamdiri seseorang melalui pengalaman yang diterima dari pancaindera yaitu indera penglihatan dan indera penglihatan.

Konstruktivime mempunyai beberapa tujuan, diantaranya dalah sebagai berikut:

  1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa itu sendiri.
  2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaanya.
  3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.
  4. Mengembangkan kemampuan sisiwa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
  5. Lebih menekankan pada proses belajar bagai mana belajar itu.

B. Prinsip-prinsip Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:

  1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial.
  2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
  3. Murid aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
  4. Guru sekedar membantu menyediakan sara dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
  5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
  6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
  7. Mencari dan menilai pendapat sisiwa.
  8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
  9. menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran.

Selasa, 01 April 2008

PERMASALAHAN YANG DIANGKAT DARI SILABUS BIMBINANGAN DAN KONSELING

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 CIPUTAT
KELAS : VII, VIII, IX
WAKTU :
TAHUNPELAJARAN : 2005/2006

Sub Tugas Perkembangan:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan persiapan karir.

Bidang Bimbingan:
Bimbingan belajar.

Rumusan Kompetensi:
Memahami belajar secara optimal sebagai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut.

Materi Perkembangan Kompetensi:
a. Sikap kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal sebagai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut.
b. Praktek pengembangan sikap , kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal.

Permasalahan:
Pada anak kelas VIII biasanya anak terpengaruh oleh lingkungan pergaulan dan anak cenderung lebih ingin bermain dengan teman sebayanya dibandingkan dengan belajar, kesadaran dan dorongan untuk belajar terkikis oleh lebih besarnya keinginan untuk bergaul dengan teman sebaya, dan kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua atau lingkungan menyebabkan anak merasa tidak diperhatikan dan dihargai, sehingga anak tidak semangat bahkan cenderung malas untuk sekolah dan belajar bahkan berani untuk membolos.

Solusi:
Dalam masalah ini guru pembimbing harus bisa memotivasi, membangun kesadaran dan memberi dorongan kepada anak didik, supaya anak didik termotivasi untuk melanjutkan pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi, serta bekerja sama dengan orang tua untuk selalu memperhatikan dan memberi motivasi kepada anak-anak mereka untuk belajar supaya mencapai tujuan karir dimasa yang akan datang sesuai dengan yang dicita-citakan.