Rabu, 16 Juli 2008

SP_Filsafat Umum: Tugas 2 "Arti Filsafat"

kata philoshopia berasal merupakan kata majemuk yang terdiri atas Philo dan Sophia. Philo artinya cinta dalam arti luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu. Sedangkan Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam.(Ahmad Tafsir,filsafat umum)
Philien berarti mencintai, philos berarti teman,shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.

sebagai orang akademis manfaat belajar filsafat sangat bermanfaat dalam mengkritisi segala pengetahuan yang kita terima. dengan berfilsafat kita akan lebih siap dan terbiasa dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, tidak itu saja kita juga bisa berfikir lebih rasional, kita bisa tahu apa yang dibutuhkan untuk menghadapi setiap permasalahan, banyak manfaat yang dapat diambil dalam mempelajari filsafat.

SP_Filsafat Umum: Tugas 1 "teori kepribadian manusia"

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.

  • Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.
  • Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego.
  • Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

  • Kebutuhan Fisiologis
    Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
  • Kebutuhan Keamanan dan KeselamatanContoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

  • Kebutuhan Sosial
    Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

  • Kebutuhan Penghargaan
    Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

  • Kebutuhan Aktualisasi Diri
    Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Dapat dilihat dari dua teori yang telah diungkapkan Freud dan Maslow tentang kepribadian dan kebutuhan manusia. kedua teori ini mengungkapkan tentang kemunculan alam berfikir manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan dan menjawab permasalahan yang muncul dalam kehidupan manusia, sehingga manusia itu menjadi manusia seutuhnya, proses ini tidak akan selesai selama manusia itu masih menjadi manusia.

Selasa, 29 April 2008

Daftar pertanyaan :

daftar pertanyaan ini dibuat untuk mengetahui motif dan motivasi, potensi bawaan, pengaruh lingkungan, dan keunikan pribadi seseorang untuk belajar, jawaban berupa pernyataan setuju (S), Tidak Setuju (ST), Netral/ tidak tahu (N)
  1. saya akan belajar jika ada ulangan harian dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru untuk mendapatkan nilai yang baik.
  2. saya bisa konsentrasi belajar hanya dengan situasi dan kondisi yang tenang.
  3. saya lebih suka belajar di luar kelas dibandingkan di dalam kelas.
  4. saya lebih suka belajar langsung dengan praktek dibandingkan di dalam kelas dan mendengarkan guru memberi teori.
  5. saya lebih mudah mempelajari musik daripada mempelajari sastra.
  6. saya berusaha mendapatkan nilai yang baik agar lebih disayangi dan dihargai oleh orangtua dan guru.
  7. saya belajar saat ini untuk masa depan dan menggapai cita-cita yang saya inginkan.

Tugas Bimbingan Konseling

a. Teori belajar behaviorisme

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respon dalam situasi sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Ciri-ciri Teori Behavioristik:

  1. Mementingkan faktor lingkungan
  2. Menekankan pada faktor bagian
  3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
  4. Sifatnya mekanis
  5. Mementingkan masa lalu.
b. Teori belajar konstruktivisme.

Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, kostruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern, suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan merfleksikan pengalaman-pengalaman sendiri

Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada abad ke-20. ia berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri. pengetahuan yang dikonstruksi sebagai subjek akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna pengetahuan itu dapat diingat sementara dan mudah dilupakan. berdasarkan teori perkembangan kognitif Pieget berpendapat bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungan, artinya pengetahuan merupakan suatu proses. Pieget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar yaitu asimilasi akomodasi, dan ekuilibrasi. secara keseluruhan aliran konstruksivisme menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dari dalamdiri seseorang melalui pengalaman yang diterima dari pancaindera yaitu indera penglihatan dan indera penglihatan.

Konstruktivime mempunyai beberapa tujuan, diantaranya dalah sebagai berikut:

  1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa itu sendiri.
  2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaanya.
  3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.
  4. Mengembangkan kemampuan sisiwa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
  5. Lebih menekankan pada proses belajar bagai mana belajar itu.

B. Prinsip-prinsip Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:

  1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial.
  2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
  3. Murid aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
  4. Guru sekedar membantu menyediakan sara dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
  5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
  6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
  7. Mencari dan menilai pendapat sisiwa.
  8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
  9. menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran.

Selasa, 01 April 2008

PERMASALAHAN YANG DIANGKAT DARI SILABUS BIMBINANGAN DAN KONSELING

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 CIPUTAT
KELAS : VII, VIII, IX
WAKTU :
TAHUNPELAJARAN : 2005/2006

Sub Tugas Perkembangan:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan persiapan karir.

Bidang Bimbingan:
Bimbingan belajar.

Rumusan Kompetensi:
Memahami belajar secara optimal sebagai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut.

Materi Perkembangan Kompetensi:
a. Sikap kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal sebagai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut.
b. Praktek pengembangan sikap , kebiasaan dan keterampilan belajar secara optimal.

Permasalahan:
Pada anak kelas VIII biasanya anak terpengaruh oleh lingkungan pergaulan dan anak cenderung lebih ingin bermain dengan teman sebayanya dibandingkan dengan belajar, kesadaran dan dorongan untuk belajar terkikis oleh lebih besarnya keinginan untuk bergaul dengan teman sebaya, dan kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua atau lingkungan menyebabkan anak merasa tidak diperhatikan dan dihargai, sehingga anak tidak semangat bahkan cenderung malas untuk sekolah dan belajar bahkan berani untuk membolos.

Solusi:
Dalam masalah ini guru pembimbing harus bisa memotivasi, membangun kesadaran dan memberi dorongan kepada anak didik, supaya anak didik termotivasi untuk melanjutkan pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi, serta bekerja sama dengan orang tua untuk selalu memperhatikan dan memberi motivasi kepada anak-anak mereka untuk belajar supaya mencapai tujuan karir dimasa yang akan datang sesuai dengan yang dicita-citakan.

Selasa, 25 Maret 2008

Silabus Bimbingan Konseling

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

  1. Fungsi Pemahaman
  2. Fungsi Pencegahan
  3. Fungsi Pengentasan
  4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
  5. Fungsi Advokasi

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1) non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik (3) tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaan individual.
  2. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1) kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
  3. Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3) berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah
  4. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) pengembangan individu agar mandiri (2) keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional & kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5) pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. BK merupakan pelayanan psiko-paedagogis dalam bingkai budaya Indonesia dan religius.
  2. Arah BK mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
  3. Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.

VISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta.

MISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam:

  1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME;
  2. Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan;
  3. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual;
  4. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ; dan
  5. Pengaktualisasian diri secara optimal.

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA

  1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME;
  2. Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, serta peranannya sebagai pria atau wanita;
  3. Mencapai kematangan pertumbuhan Jasmani Sehat;
  4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas;
  5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir;
  6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri baik secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi;
  7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara;
  8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni;
  9. Mencapai kematangan dalam etika sistem dan nilai.

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN SMA

ASPEK AFEKTIF
Siswa memiliki :

  1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama masing-masing.
  2. Memiliki nilai-nilai etika dan estetika.
  3. Memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi dan humaniora.

ASPEK KOGNITIF
Menguasai ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

ASPEK PSIKOMOTOR

  1. Memiliki keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global.
  2. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI BIMBINGAN KONSELING

  1. Perhatikan masing-masing butir tugas-tugas perkembangan siswa SLTA dan profil lulusan SLTA
  2. Kembangkan butir tersebut kedalam bidang-bidang Bimbingan Konseling (Pribadi, Sosial, Belajar, Karir)
  3. Rumuskan setiap pengembangan butir ke dalam bentuk kompetensi-kompetensi yang diharapkan
  4. Tentukan materi yang akan diberikan untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan
  5. Pilihlah kegiatan layanan, kegiatan pendukung dan penilaian yang relevan dengan kompetensi.

1. BIMBINGAN PRIBADI SISWA SLTA

  1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
  3. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.
  4. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
  5. Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  6. Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
  7. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

2. BIMBINGAN SOSIAL SISWA SLTA

  1. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.
  2. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
  3. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, sekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat.
  4. Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar sekolah.
  5. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaanya secara dinamis serta bertanggung jawab.
  6. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. BIMBINGAN BELAJAR SISWA SLTA

  1. Pemantapan sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.
  2. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
  3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
  4. Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.
  5. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

4. BIMBINGAN KARIR SISWA SMA

  1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
  2. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan
  3. Pemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ, EQ dan SQ untuk pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya
  4. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup
  5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan

PENGENALAN DIRI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGEMBANGAN DIRI DAN KARIR

  1. Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya.
  2. Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial, budaya dan masyarakat.
  3. Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pegembangan arah karir yang hendak diraihnya dimasa yang akan datang.

LAYANAN ORIENTASI
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasuki, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu

LAYANAN INFORMASI
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.

LAYANAN PEMBELAJARAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan, magang, ko/ekstra kurikuler, dll) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.

LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dideritanya.

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Layanan BK yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan diri baik sebagai individu maupun sebagai siswa, dan untuk pengembilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

LAYANAN KONSELING KELOMPOK
Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. APLIKASI INSTRUMENTASI BK (TES/ NON-TES)
  2. HIMPUNAN DATA (PRIBADI SISWA, PRESTASI, OBSERVASI, ABSENSI, CATATAN KEJADIAN)
  3. KONFERENSI KASUS
  4. KUNJUNGAN RUMAH
  5. ALIH TANGAN KASUS

APLIKASI INSTRUMENTASI
Kegiatan pendukung BK untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.

HIMPUNAN DATA
Kegiatan pendukung BK untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

KONFERENSI KASUS
Kegiatan pendukung BK untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai fihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

KUNJUNGAN RUMAH
Kegiatan pendukung BK untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

ALIH TANGAN KASUS
Kegiatan pendukung BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut

KETENAGAAN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM BK
Guru BK:
Konselor, adalah guru yang berlatar-belakang pendidikan BK yang melakukan: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/ penilaian, analisis, dan tindak lanjut program dan kegiatan layanan BK.
Guru Pembimbing, adalah Konselor dan Guru yang ditugaskan dalam penyelenggaraan bimbingan.
Guru Mata Pelajaran, adalah mitra kerja Guru BK dalam pelaksanaan program BK.
Wali Kelas, adalah mitra kerja dalam pelayanan BK. Kepala Sekolah, adalah penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan BK.

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Didasarkan KEBUTUHAN NYATA siswa LENGKAP dan MENYELURUH (memuat segenap fungsi BK) SISTEMATIS (disusun menurut urutan logis, singkron, dan tidak tumpang tindih). TERBUKA dan LUWES (mudah menerima masukan tanpa harus merombah program secara menyeluruh) Memungkinkan KERJASAMA dengan pihak terkait lDimungkinkan PENILAIAN dan TINDAK LANJUT.

PERMASALAHAN
Penyusunan Program BK, tidak didasarkan pada kebutuhan nyata siswa. Pelaksanaan Program BK

  1. Tidak adanya jam masuk kelas
  2. Kurangnya sarana dan prasarana
  3. Masih adanya tugas-tugas yang mestinya bukan tanggung jawab guru BK.
  4. Belum adanya kepercayaan terhadap guru BK
  5. Penilaian BK, masih bervariasinya sistem penilaian dalam BK.

CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS
Tugas perkembangan I
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Bidang Bimbingan Pribadi
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Rumusan Kompetensi :
Memahamin secara lebih luas dan mendalam kaidah-kaidah ajaran agama yang dianutnya.
Materi Pengembangan Kompetensi
Macam-macam kaidah ajaran agama.
Kelas : X – XII
Kegiatan Layanan : Orientasi dan Informasi
Kegiatan Pendukung : Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data
Penilaian : Laijapen, Laijapan
Keterangan : Bekerjasama dengan Guru Agama

perkembangan remaja

Memahami Aspek-aspek Penting Perkembangan Remaja
Dalam hidupnya, setiap manusia akan mengalami berbagai tahap perkembangan. Dan salah satu tahap perkembangan yang sering menjadi sorotan adalah ketika seseorang memasuki usia remaja. Betapa tidak? Usia remaja adalah gerbang menuju kedewasaan, jika dia berhasil melalui gerbang ini dengan baik, maka tantangan-tantangan di masa selanjutnya akan relatif mudah diatasi. Begitupun sebaliknya, bila dia gagal maka pada tahap perkembangan berikutnya besar kemungkinan akan terjadi masalah pada dirinya. Oleh karena itu, agar perkembangannya berjalan dengan baik, setidaknya ada lima aspek penting yang harus dicermati, baik oleh orang tua, pendidik, maupun si remaja itu sendiri. 1. Kondisi fisikPenampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Biasanya mereka mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar cantik adalah berpostur tinggi, bertubuh langsing, dan berkulit putih. Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik seideal itu. Karenanya, remaja mesti belajar menerima dan memanfaatkan seperti apapun kondisi fisiknya dengan seefektif mungkin. Remaja perlu menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukanlah makna yang sesungguhnya dari kecantikan. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik. Seperti kata pepatah: Beauty is not in the face, beauty is a light in the heart (kecantikan bukan pada wajah, melainkan cahaya dari dalam hati). Bahkan dalam Islam, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk-bentuk tubuhmu dan harta-hartamu, tetapi Allah melihat hati dan amal-amalmu." (HR Muslim)2. Kebebasan emosional Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Tak heran, sebab dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja memang senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa, dalam kedudukannya yang bukan lagi sekadar objek.Dengan demikian jika terjadi perbedaan pendapat antara anak dengan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan membangun rasa saling pengertian, di mana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama, di mana orang tua dapat menempatkan dirinya dalam situasi remaja, dan sebaliknya. Menurut Gordon, inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak adalah dengan menjadi pendengar aktif.3. Interaksi sosialKemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positif, sehingga dia mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungannya. Dengan demikian, maka diharapkan dia dapat memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan kenyataan (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan). Menurut Abdul Halim Abu Syuqqah, dalam bukunya Kebebasan Wanita, pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua ekstrem, yakni terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih ditekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan yang bermanfaat. 4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya, ia harus digali dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Dengan demikian, akan terlihat sejauh mana potensi yang ada dan di jalur mana potensi itu terkonsentrasi, untuk selanjutnya diperdalam hingga dapat melahirkan karya yang berarti.Dengan mengetahui dan menerima kemampuan diri secara positif, maka seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang akan diikutinya. 5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agamaWilliam James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap yang positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban, akan memiliki jiwa yang sakit (sick soul). Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung serta tertekan. Bagi keluarga Muslim, nampaknya harus mulai ditanamkan pemahaman bahwa di usianya si remaja sudah termasuk baligh. Artinya dia sudah taklif, atau bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban agama serta menanggung sendiri dosa-dosanya apabila melanggar kewajiban-kewajiban tersebut. Dengan pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai moral dan agama, maka lingkungan yang buruk tidak akan membuatnya menjadi buruk. Bahkan boleh jadi, si remaja sanggup proaktif mempengaruhi lingkungannya dengan frame religius.

psikologi perkembangan remaja

NAMA : HASTRI KUSTILESTARI
NIM : 106013000297

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA


Menurut kamus besar bahasa Indonesia remaja adalah menuju masa kedewasan. Seseorang dapat dikatakan remaja dapat dilihat dari perubahan fisiknya seperti tumbuhnya jakun pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada anak
perempuan. Masa ini biasanya disebut masa pubertas yaitu maasa dimanakematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Proses ini terjadi secara berangsur-angsur, dapat diketahui kapan seorang anak mengawali masa pubertas tetapi tidak dapat diketahui kapan masa itu berakhir. Di bawah ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkambangan remaja antara lain:
Genetika, genitika diwariskan dari orang tua yang dibawa oleh plasma sebagai pembawa sifat
Biologis, faktor biologis ditandai dengan perubahan-perubahan tubuh yang meningkatkan minat terhadap citra tubuh.
Lingkungan, lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan remaja khususnya lingkungan keluarga.
Pengalaman berinteraksi dalam perkembangan.
Aspek-aspek psikologis yang menyertai perubahan-perubahan pubertas ditandai dengan para remaja memperlihatkan minat yang semakin besar terhadap citra tubuhnya. Kematangan yang lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki setidak-tidaknya selama masa remaja, pertumbuhan yang cepat pada anak laki-laki terjadi kira-kira 2 tahun lebih telat dari pada anak perempuan.
Perubahan-perubahan perkembangan kognitif pada masa remaja ditandai dengan pada masa remaja kekuatan pikiran remaja yang sedang berkembangan membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis dan idealis dan lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri , pemikiran orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial. menurut Piaget pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagi dasar pemikiran tetapi mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau penalaran-penalaran yang benar-benar abstrak. Perkembangan kognisi sosial mereka juga berubah, perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial menjadi ciri perkembangan remaja. Pemikiran remaja bersifat egosentris dan mengembangkan egosentris khusus mulai berpikir tentang kepribadian dan memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara yang unik. Pemikiran remaja yang bersifat egosentris ini menurut David Elkind (1976) pemikiran remaja yang bersifat egosentris terbagi menjadi dua yaitu:
Penonton khayalan ialah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.
Dongeng pribadi ialah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja.
·
(John W Santrock, Life-Span Development jilid II, 1995)